Sepakat Prioritas Budaya Melayu
LAMR Pekanbaru Audiensi Bersama Datuk Seri Setia Amanah Gubri Edy Natar, Ini yang Dibahas

Pengurus Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) kota Pekanbaru menggelar audiensi bersama Datuk Seri Setia Amanah Gubernur Riau, Brigadir Jenderal TNI (Purn.) H. Edy Afrizal Natar Nasution.
PEKANBARU - Pengurus Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) kota Pekanbaru menggelar audiensi bersama Datuk Seri Setia Amanah Gubernur Riau, Brigadir Jenderal TNI (Purn.) H. Edy Afrizal Natar Nasution, S.I.P, di rumah Dinas Wagubri, Jalan Sisingamangaraja, kota Pekanbaru, Kamis (4/12).
Pertemuan ini dihadiri oleh Gubri Edy Natar Nasution, pengurus harian LAMR kota Pekanbaru, serta kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau. Ketua MKA LAMR Pekanbaru, Datuk Seri Fathullah, membuka acara didampingi Ketua Umum LAMR kota Pekanbaru, Datuk Seri Muspidauan.
Fathullah menyampaikan bahwa kegiatan LAMR Pekanbaru rutin dilaksanakan setiap minggu di kantor mereka. Sementara, Ketua Umum LAMR Pekanbaru, Datuk Muspidauan MH, mengungkapkan harapannya agar pemerintah daerah lebih memprioritaskan LAMR Pekanbaru, memastikan eksistensi Adat Melayu tetap terjaga.
Muspidauan menyoroti kurangnya anggaran dari Pemko Pekanbaru untuk menjalankan program LAMR di kota tersebut. Dia berharap agar LAMR Pekanbaru mendapatkan perhatian lebih besar untuk memimpin dalam menjaga tradisi adat Melayu di Riau.
Gubri Edy Natar mengakui pentingnya memprioritaskan adat dan adap Melayu di Riau. Dia menegaskan bahwa pengurus Lembaga Adat Melayu haruslah orang terpilih dan dihormati sebagai tempat bertanya. Gubri berjanji akan mengkomunikasikan aspirasi LAMR kota Pekanbaru dengan Pemko Pekanbaru untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Edy Natar juga mengajak semua pihak untuk menurunkan ego dan melakukan pendekatan-pendekatan dalam menyelesaikan masalah adat dan adap. Ia menekankan bahwa keluhan masyarakat kepada pemimpin merupakan indikator bahwa tidak ada tempat mengadu yang lebih baik.
Datin Seri Dr. Syam Bakar, Penyalaras bidang perempuan LAMR kota Pekanbaru, menyoroti pentingnya memberikan tempat kepada anak-anak Melayu yang berpendidikan. Dia mengakui kemajuan dalam hal ini, tetapi menekankan bahwa Riau memiliki anggaran yang besar yang seharusnya lebih merata.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Raja Yoserizal Zen, menambahkan bahwa indeks kebudayaan Provinsi Riau merupakan yang tertinggi dari pulau Jawa, menunjukkan kekayaan dan keberagaman budaya yang perlu terus dijaga dan dikembangkan.
Editor :Yefrizal